ENERGY
KECERIAAN
Sukarno Hatta satu April 2016
pukul 05.30 mulai ramai. Wajah-wajah cerah dan celoteh riang menggambarkan
kegembiraan orang orang yang yang lalu lalang, tak terkecuali rombongan saya, para
pejuang pendidikan.
Terbit tanya dalam hati saya :
Seriang inikah mereka sehari -
hari ?
Kenapa mereka kelihatan riang,
karena sejenak bisa meletakkan beban ataukah karena melihat di depan ada
harapan ?
Saya yakin karena ke duanya.
Dan alangkah dahsyatnya jika keduanya bisa kita hadirkan kapan saja di mana
saja, tidak harus di bandara tidak harus ketika hendak bepergian saja. SELALU MELIHAT 'ADA HARAPAN'
dan SEJENAK MELETAKKAN 'BEBAN' insyaAlloh energi pejuang tidak akan pernah
padam.
GENTING
HIGHLAND
1 April pukul 16.00 kami
sampai di Genting.
Kota mini di puncak pegunungan
yang sunyi dengan fasilitas kesenangan yang memanjakan; gondola, mainan anak,
musik, spa,pub, minuman berarak dan konon perjudian, semua ada di disini.
Walau secara fisik tempat ini
sangat bagus, tapi sejatinya tidak istimewa juga, karena di tempat lain juga
ada. Lalu, apa yang istimewa dan bisa diambil dari area kesenangan ini? Spirit
Mimpi !
Ya tempat ini mengajarkan kepada
kita pentingnya 'spirit MIMPI' , dimana mimpi dikonstruksi menjadi serangkaian
'aksi' yang penuh energi dan mengahasilkan 'bukti'.
Bayangkan, Goh Tong penjual
bibit tanaman dari cina daratan yang sedang kesusahan merantau ke negeri
melayu, dengan spirit mimpi, berhasil mengubah bukit sunyi menjadi kota mini
yang selalu dikunjungi.
Jadi bagaimana dengan kita, pendidik yang sedang bermimpi mengubah
bumi dengan peradaban yang lebih islami ?
Mari kita ambil SPIRIT MIMPI.
Kita konstruksi mimpi menjadi aksi yang nyata, insyaAlloh mimpi kitapun akan
menjadi nyata. Islam dan umatnya jaya di dunia.
TWIN TOWER
PETRONAS
2 April 2016, sehari penuh
kami berada si area ini, untuk dua agenda ; WorkShop Pembelajaran Sains dan
jalan -jalan menikmati produk sains.
Naik kereta cepat. Pukul 9
pagi kami sudah sampai di lokasi dan langsung masuk ke ruang pembelajaran yang terletak
di kaki menara 'Petronas', tepatnya lantai 6 menara pendamping Twin
Tower.
PETRONAS SAINS. Tidak terlalu
luas tempatnya, karena memang hanya memgambil satu sudut saja dari lantai 6
yang didominasi tempat perbelanjaan dan
hiburan. Tapi ada yang luar biasa di sini, yang sangat jarang saya temukan di
sekolah-sekolah dinegeri saya Indonesia...KEGEMBIRAAN...ya kegembiraan.
Tepatnya KEGEMBIRAAN DALAM PEMBELAJARAN.
Di Petronas Sains saya lihat
temen teman saya begitu tampil alami. Apalagi dalam sesi Simulasi Pembelajar
Sains yang menyenangkan. Mereka begitu gembira, penuh tawa, betul-betul
kembali menjadi siswa SD, SMP atau SMA. Dalam
hati saya berdoa, Ya Alloh, semoga mereka akan tetap seperti ini ketika bersama
siswa-siswa mereka. Gembira dalam pembelajaran, semoga mereka dapat meletakkan
'beban' dan selalu mendapatkan inspirasi untuk berkreasi dalam pembelajaran sehingga
bisa menggabungkan kembali dua hal yang selalu terpisah di sekolah yakni SERIUS
dan KEGEMBIRAAN. Sebab jika keduanya
bisa mereka hadirkan dalam setiap pembelajaran, insyaAlloh SIT akan
selalu dalam kejayaan.
BELANJA JIWA
Petrosains dan Pasar Seni.
Dalam rangkaian workshop kali
ini, kedua tempat ini sangat penting,
karena keduanya merupakan Pusat Sains. Petronas Sains sebagai pusat Teori Sains
dan Pasar Seni sebagai Pusat Produk Sains.
Jadi mengunjungi keduanya kami
seperti dibawa menyusuri LORONG SAINS. Dari ujung 'Teori' sains, produk
'Sarana' sains sampai produks 'Komsumsi' sains.
Diakhir sesi Petrosains saya
betul-betul gembira, puas dan semakin yakin
SIT akan bertambah jaya karena
para guru saya lihat begitu antusias mengikuti semua program. Bahkan testimoni
mereka menggambarkan telah terjadi
Revolusi Mental saintis pada diri mereka. Dimana mereke melihat sains
begitu natural : BERGUNA, SEDERHANA dan MENYENANGKAN. Dan mereka akan
mengajarkan itu semua kepada siswa-siswanya. Luar Biasa. Betul-betul saya
melihat awal kebangkitan Sains Indonesia.
Sore hari setelah dipuaskan
mata dan jiwa saintis kami dengan segala macam teori pembelajaran dan simulasi sains, kami kunjungi Pusat Produk
Produk Sains. Pasar Seni.
Di sini berbagai produk sains
tersedia, bahkan bisa kita beli.
Walau sudah mulai lelah, saya
lihat kegembiraan dan antusias peserta
masih ada, bahkan kembali bersemangat lagi. Saya yakin karena mereka
teringat dengan anak, istri/suami dan teman- teman di negeri sendiri. Sehingga
semua ingin dibeli sebagai oleh-oleh pengikat hati.
Dalam hati saya bertanya :
Apa yang ada dalam benak
mereka ketika melihat dan membeli ?
Masih adakah pertanyaan :
Bagaimana dasar teorinya..?
Bagaimana dibuat..?
Untuk apa fungsinya..?
Bisakah saya buat yang sama atau
lebih baik dari ini semua ?
Atau..
Hanya sekedar
Ini baik, murah dan tidak ada
di negeri saya jadi...
Saya beli saja!
Saya yakin, bukan yang
terakhir yang ada di benak mereka. Karena tujuan utama bukanlah sekedar untuk
belanja cindera mata, tapi BELANJA JIWA.
Sehingga oleh2 kita adalah
jiwa. Ya JIWA SAINTIS, dimana dengannya
akan kita bangkitkan umat ini untuk menjadi Produsen bukan Konsumen.
Sehingga Islam kembali jaya di
dunia.
Senin 4 April pukul 08.00 kami
sampai di ADNI Islamic School.
Disini tidak saya saksikan kemegahan
gedung sekolah, pun tidak kesejukan lingkungan. Tapi saya saksikan kemegahan
pemikiran dan kesejukan jiwa. Percaya Diri, Berani, Optimis, Visioner, berpikir
Out of The Box dan Ikhlas. Disini transformasi sudah dimulai. Pendidikan tidak
lagi diukur dengan usia biologis seseorang tapi dari kemampuan. Karena
kemampuan tidak selalu seiring dengan bertambahnya bilangan. Bukankah Alloh
sampaikan 'baligh' pada usia yang berbeda untuk setiap orang? Bukankah baligh
adalah fenomena perkembangan jiwa seseorang ? Kalau usia baligh mereka berbeda
kenapakah taraf pendidikan mereka musti kita samakan ?
Di sini, pendidikan juga tidak
lagi berpusat di akal ataupun ketrampilan, tapi di HATI.
Dan Pendidikan tidak lagi
diarahkan untuk 'kesuksesan' tapi KEBERKAHAN, sehingga keikhlasan harus menjadi
dasar dalam pengelolaannya.
GERBANG KEJAYAAN
Masjid Putra Jaya. 5 April
2016 Jam 2 siang, kami sampai si area masjid ini. Subhanalloh, megah luar
biasa. Berdiri di pinggir sungai nan jernih. Masjid ini bak istana raja di
negeri dongeng. Kira-kira lima puluh
meter didepannya, berdiri gerbang besar dan juga indah menambah kewibawaan rumah ibadah ini. Jika
hendak turun ke pelataran bawah, dimana pengunjung bisa menikmati panorama
sungai dan jembatan yang juga sangat indah, sambil makan, minum teh tarik
ataupun es krim di restoran, disediàkan tangga dan eskalator sebelah kanan
gerbang. Gerbang besar juga berfungsi sebagai pembatas wilayah khusus dan
kebebasan. Saya namai demikian karena disisi dalam sebelah kanan tepatnya
disebelah kedai cindera mata, ada pos kesopanan, yakni tempat pemakaian baju
'sopan' bagi pengunjung wanita. Baju panjang
bertudung (jamper) warna merah hati yang dipinjamkan secara free.
Siang ini banyak sekali turis
datang. Dari pakaiannya tidak semuanya muslim. Saya lihat banyak turis wanita
cina yang berpakai sekenanya; celana sangat pendek, baju tanpa lengan dan
transparan. Dengan senang hati mereka mampir ke pos dan merangkapkan seragam
kesopanan.
Menakjubkan ! Mereka terlihat
enjoi saja. Penasar saya ingin menguji, saya dekati dan mengambil gambarnya, luarbiasa, mereka
betul-betul senang, bahkan pasang gaya. Mungkin karena mereka merasa
mendapatkan pengalaman unik. Berpakaian tertutup dan sopan, jadi semua itu
hanyalah pengalaman budaya. Tapi apapun alasannya, bagi saya pemandangan itu
menjadi bukti bahwa :
Jika kita berjaya, mereka akan
ikut kita.
Jika kita punya harga diri, mereka
akan menghormati.
Jika kita teguh memegang nilai,
kita akan bernilai.
Dan di sini, di masjid Putra
Jaya, saya saksikan Islam telah jaya dan orang-orang tunduk kepada mau kita walau
masih di area yang sempit saja.
Saya yakin ke depan, dengan
kerja keras kita, dengan da'wah pendidikan kita, dengan JSIT kita, kejayaan
Islam akan mendunia !
Bismillah kita bisa !
Blue Arrow Strategy by Ery
Masruri.
JSIT INDONESIA
0 comments:
Post a Comment