Assalamu’alaikum saudara-saudariku , dimanapun anda berada, kami dan anda adalah bersaudara, kami dan anda adalah pengamat, pemerhati dan praktisi sekolah Islam unggulan, ada satu pengalaman kami sebagai peserta atau peninjau workshop pendidikan yang diadakan oleh sekolah kami beberapa hari yang lalu, meski tulisan ini belum tentu mewakili pandangan seluruh peserta workshop yang kebetulan narasumbernya adalah tokoh pendidik dari sekolah yang notabene beda system pendidikan nasionalnya alias dari luar negeri, apalagi negerinya itu tidak lebih “islami” dibandingkan negeri islam lainnya.
Dari manapun Negara asal sekolah atau madrasah anda meskipun kami sudah punya system pendidikan nasional sendiri, bukan berarti antara sekolah kami dan anda tidak boleh saling mengikuti dan meniru. Untuk memberikan yang terbaik kepada peserta didik dan orangtua, serta sama-sama menjadi hamba Allah yang bersaudara, bukanlah Allah SWT telah berfirman “Wahai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan kami jadikan kamu bersuku-bangsa agar kamu saling kenal-mengenal”.
Kebersamaan sekolah kami dengan sekolah yang satu ini bermula dari silaturahim, kunjung-mengunjungi, yang akhirnya kami bisa saling berbagi. Bersama Mrs. Khairiana Zainal Abidin M.Ed. dari Madrasah Al-Junied Singapore telah berbagi kebaikan dan keunggulan di sekolahnya, meskipun bisa jadi dalam pandangan yang lain kami belum unggul. Tapi kami yakin bahwa para founding father sekolah kami ini telah menancapkan tekadnya untuk menjadi sekolah unggulan, sekolah yang bukan hanya dua dimensi keunggulan tapi tiga atau empat dimensi keunggulan atau bahkan lebih.
Jenis keunggulan yang dikembangkan adalah keunggulan dalam hal kualitas dan layanan, seperti yel-yel yang selalu kami lantunkan bersama setiap saat yaitu “Kualitas-Pelayanan, Kualitas-Pelayanan, Kualitas-Pelayanan, Thariq Bin Ziyad-Bismillah”. Pada Rapat Dinas 2013 lalu, nilai-nilai dasar Thariq Bin Ziyad yang akan menjadi acuan, pedoman, dan terus dikembangkan sebagai focus pendidikannya itu terangkum dalam empat kata atau empat dimensi keunggulan yaitu Akhlak, Al-Qur’an, Akademik dan Bahasa. Empat dimensi keunggulan Thariq Bin Ziyad itu disingkat menjadi A3B.
Pertemuan kali ini adalah yang kesekian kalinya, yang saya hadiri sendiri setidaknya sudah tiga atau lebih. Dari tiga pertemuan yang diikuti, saya jadi teringat, saya melihat dan saya mencatat hubungan sekolah kami dengan sekolah yang satu ini semakin hari-semakin intensif. Terutama pertemuan yang terbaru ini, semoga bukan pertemuan yang terakhir, yang diprakarsai oleh SMPIT Thariq Bin Ziyad dan direspon positif oleh yayasan (LPIT Thariq Bin Ziyad) dengan mengikut sertakan perwakilan dari yang lainnya yakni dari TKIT, SDIT, SMPIT Boarding School dan SMAIT Thariq Bin Ziyad.
Acara itu sendiri berlangsung pada masa jeda antara semester ganjil dan genap, tepatnya tgl 23 desember 2014 bertempat di Aula SMAIT Thariq Bin Ziyad. Di awal-awal pertemuan sang pembicara mengungkapkan tentang kedekatannya hubungan antara kedua lembaga tersebut, bahkan berani menyatakan jika seandainya ia sudah pensiun maka pilihannya hanya dua yakni tinggal di Indonesia atau bersama Thariq Bin Ziyad sama-sama tinggal di Indonesia. Kedatangannya ke sekolah kami beliau membawa ide yang salah satunya adalah tentang metode pembelajaran cooperative learning.
Pada pertemuan yang terbaru ini selain berdiskusi lebih jauh tentang implementasi pembelajaran cooperative learning, coaching atau workshop tentang pembelajaran yang menggairahkan dan menyenangkan juga membawa ide terbaru tentang trend pendidikan dunia abad abad 21. Belau juga sharing tentang pengalaman pribadi dan keluarganya tentang posisi keluarga di suatu lembaga dikaitkan dengan profesionalisme dan hubungan yang baik antara keduanya. Inilah salah satu hal yang penting untuk menjadi bahan pembelajaran di sekolah atau lembaga tempat kami berada.
Semoga hubungan kami dengan sekolah mereka terus berkembang dan berbuah istiqomah, demi kemajuan pendidikan di Thariq Bin Ziyad khususnya atau Indonesia pada umunya serta kiprah kedua Negara di kancah dunia bahwa kebangkitan ummat Islam, pendidikan Islam, dunia Islam yang akan mengisi peradaban dunia ke depan adalah insya Allah akan dating dari arah Timur. Apakah nanti itu dating dari Indonesia, Singapura, Malaysia atau negeri yang lainnya, yang jelas hubungan diantara kami itu sudah jelas, karena keimanan telah menyatukan sekolah kami dengan mereka.
Seperti yang tergambar dalam bait-bait lagu do’a robhitoh berikut ini “Sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati ini telah berpadu berhimpun dalam naungan cintamu, bertemu dalam ketaatan, bersatu perjuangan, menegakkan syariat dalam kehidupan, Sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati ini telah berpadu berhimpun dalam naungan cintamu, bertemu dalam ketaatan, bersatu perjuangan, menegakkan syariat dalam kehidupan kuatkan lah ikatannya kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya, terangilah dengan cahayamu yang tiada pernah padam ya robbi bimbinglah kami”.
Wallahu a’lam. [DM]
sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2014/12/24/persaudaraan-sekolah-islam-antara-thariq-bin-ziyad-dan-al-junied-singapore-712471.html
sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2014/12/24/persaudaraan-sekolah-islam-antara-thariq-bin-ziyad-dan-al-junied-singapore-712471.html
0 comments:
Post a Comment